Rabu, 26 Mei 2010

PENGARUH PROSES PRATANAK TERHADAP KADAR PATI RESISTEN DAN NILAI INDEKS GLIKEMIK JAGUNG (Zea mays L.)

INTISARI


Prevalensi penyakit diabetes mellitus di Indonesia semakin meningkat dan diperkirakan mencapai 5 juta orang pada tahun 2010. Salah satu pengobatan penting bagi penderita diabetes mellitus adalah pengelolaan diet yang benar dan pemilihan makanan yang tepat. Indeks Glikemik dapat membantu untuk mengidentifikasi makanan yang dapat dipakai sebagai acuan pemilihan bagi penderita diabetes mellitus. Makanan dengan nilai Indeks Glikemik rendah sangat baik bagi penderita diabetes mellitus, sebab akan menekan kenaikan gula darah. Dalam penelitian ini jenis pengolahan yang dipilih untuk diamati pengaruhnya terhadap kandungan pati resisten dan Indeks Glikemik jagung adalah proses pratanak, sehingga dalam penelitian ini perlu diketahui pengaruh proses pengolahan terhadap kandungan pati resisten dan Indeks Glikemik jagung.
Terhadap jagung sosoh mentah dan jagung sosoh pratanak dilakukan serangkaian analisis meliputi komposisi kimia, pati, amilosa, dan pati resisten. Sampel yang sama juga ditentukan nilai Indeks Glikemik, setelah mengalami pengolahan siap saji. Tiga puluh relawan berusia 18-50 tahun, kondisi badan sehat dan memiliki kadar gula darah normal yang dibagi menjadi tiga kelompok masing-masing 10 orang (5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan) digunakan untuk pengujian Indeks Glikemik jagung sosoh mentah dan jagung sosoh pratanak.
Dari hasil penelitian diperoleh kadar pati resisten jagung sosoh mentah (JSM) masing-masing sebesar 19.25 % db JSM kuning, 19.43 % db JSM putih, dan 17.49 % db JSM pulut. Sedangkan kadar pati resisten jagung sosoh pratanak (JSP) kuning, putih dan pulut masing-masing adalah 19.84 % db, 21.27 % db, dan 19.05 % db. Pengujian Indeks Glisemik menunjukkan semakin rendah kadar pati resisten akan memberikan nilai Indeks Glisemik yang semakin tinggi. Nilai Indeks Glisemik JSM kuning 80, JSM putih 94, JSM pulut 104. Untuk JSP kuning, JSP putih dan JSP pulut berturut-turut sebesar 89, 89, dan 92.

Sepi ......... Rame ...........

uuhhhh...
begini lah kehidupan di tempat kerja, mengelola sebuah ruangan dengan berbagai macam pemikiran yang berbeda,,, uuhhhhhgggg,,,,capek nya.... (bersambung)

Jumat, 13 Maret 2009

jogjakarta



dua tahun hidup di duniamu...jogja...:)

lagi tepar...

dah dua hari in aku istirahat dirumah, ga kerja, ga bisa kemana2..bosen banget...ni gara2nya tiga hari yang lalu habis dari audiensi ke kantor walikota (dlm rangka HUT FTP) ak diajakin maem ma temen di sebuah tempat makan...maunya biar kondisi tetep fit..ak pesen deh mie ayam jamur n minuman soda gembira...setelah makan n minum sih ga pa2...tp tiba2,.selama perjalanan, kepala terasa mo pecah...ga kuat deh rasanya, pengen ngomong ma temen tp ga enak...terpaksa deh ditahan2 ampe pulang...dan hingga kmrn kepala masih sakit...syukur hari ini keadaan dah mulai membaik...terima kasih TUHAN...

Kamis, 12 Maret 2009

sebuah renungan

Suatu hari seorang pria yang capek karena pekerjaannya, kesal dengan istrinya, yang dianggapnya hanya duduk-duduk di rumah, sementara dia jungkir balik mencari uang. Dia memanjatkan doanya kepada Tuhan:

Oh, Tuhan, saya berangkat ke kantor, bekerja 8 jam sehari, sementara istriku enak-enak duduk di rumah, aku ingin Engkau menukar tubuh kami sehari saja, biar dia tahu rasa gimana rasanya cari uang

Tuhan dengan bijaksana mengabulkan permintaan pria tersebut.

Paginya, dia bangun dan mendapati dirinya sebagai istri, dan memulai harinya dengan membuat sarapan untuk seluruh anggota keluarga, membangunkan anak-anaknya, mempersiapkan baju sekolah mereka, menyuapi mereka, mempersiapkan bekal sekolah mereka. Kemudian, mengantar mereka ke sekolah, mampir ke bank untuk melakukan transaksi keuangan keluarga, dilanjutkan dengan belanja, pulang ke rumah, selanjutnya pergi membayar rekening-rekening rumah tangga (telepon, listrik, air), dan melakukan pembukuan keluarga.

Jam telah menunjukkan jam 1 siang, dia kemudian membereskan tempat tidur, mengerjakan laundry, vacuum cleaner, menyapu dan mengepel. Setelah itu bergegas ke sekolah menjemput anak-anaknya, dan masih sempat berargumen dengan mereka tentang acara di sekolah.

Setelah sampai di rumah, mempersiapkan makan siang mereka, mempersiapkan meja untuk anak-anak membuat PR mereka, menyuruh anak-anak untuk tidur siang, sementara dalam selang waktu tersebut, dia mulai menyeterika sambil menonton TV.

Pukul 4.30 sore, dia mulai menyiapkan makan malam, mencuci dan memotong sayur untuk masak dan salad, dilanjutkan dengan mencuci piring kotor makan siang tadi, memasak, dan menunggu suami pulang kerja, sementara memandikan anak-anak.

Makan malam dimulai dengan sedikit keributan di meja makan, karena anak-anak bertengkar, setelah makan malam, mencuci piring dan dilanjutkan dengan melipat baju-baju yang sudah kering untuk diseterika besoknya. Setelahnya, mengantar anak-anak tidur. Jam 9 malam, dia terkapar kelelahan, dan hari itu ditutup dengan melayani suaminya.

Pagi berikutnya, dia bangun dan segera berdoa: Oh, Tuhan, betapa bodohnya aku, tidak menyadari bagaimana susah dan mulianya seorang wanita, dan aku begitu bodohnya iri dengan istriku, kembalikanlah ke keadaan semula

Tuhan: AnakKu, engkau sudah belajar sesuatu rupanya, Aku dengan senang hati untuk mengembalikan semua seperti semula, tapi engkau harus menunggu 9 bulan lagi. Engkau hamil tadi malam.